Minggu, 20 Mei 2018

Konservasi Arsitektur : Gedung Ex Harrison Dan Crossfield



IDENTITAS
Nama Bangunan Baru : Gedung Ex Harrison Dan Crossfield
Nama Bangunan Lama : Gedung Harrison Dan Crossfield
Alamat : Jalan Kali Besar Timur No. 25
Wilayah : Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Taman Sari, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta.


BATAS-BATAS
Utara : Kali Besar Timur
Timur : Jl. Teh
Selatan : Jl . Kunir
Barat : Kali Besar

Pengelola : BDN (Bank Dagang Indonesia).
Fungsi Sekarang : Sebagai Toko Bunga Mu’is, Gudang kain perca dan Gudang Plastik Bekas.


          Konservasi merupakan istilah yang menjadi payung bagi semua kegiatan pelestarian sesuai dengan kesepakatan internasional yang telah dirumuskan dalam Piagam Burra Tahun 1981. Konservasi adalah segenap proses pengelolaan suatu tempat agar makna kultural yang dikandungnya terpelihara dengan baik. Dengan 3 kata lain mempertahankan “sesuatu” dalam jangka waktu yang panjang sehingga nilai-nilai yang dimiliki dapat diturunkan ke generasi berikutnya. 

          Pada zaman dulu, Kali Besar merupakan kawasan yang sempat menjadi sebuah kawasan yang hidup, ramai, dan menjadi daerah yang berkembang pesat karena Kali Besar merupakan akses keluar masuknya kapal dari mancanegara. Gedung Ex Harrison and Crossfield merupakan sebuah gedung yang di bangun pada tahun 1910 dan bangunan ini termasuk bangunan cagar budaya golongan B. Bangunan ini dahulunya merupakan banunan kantor milik Harrison & Crossfield, yaitu sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan teh, kopi, karet, kayu, bahan kimia serta produk pertanian lainnya yang berasal dari inggris. 

          Kantor Harrison & Crossfield ini sengaja di bangun di tepi kali besar, yang berdekatan dengan Hoenderpassarbrug yang saat ini dikenal dengan jembatan kota intan dan tidak begitu jauh dengan Pelabuhan Sunda Kelapa, dengan tujuan agar bisa selalu mengawasi lalu lintas pada hasil perkebunan milik mereka sendiri dan juga untuk mengawasi hasil pembelian dari perkebunan milik perusahaan lainnya. 

         Setelah perkebunan milik Harrison & Crossfield ini dilepaskan, bangunan zaman dahulu ini mengalami beberapa alih fungsi maupun penggunanya juga. Bangunan dahulu ini pernah digunakan untuk gudang logistik PT Jasa Raharja, yang kantornya berdampingan dengan bangunan ini, dan kemudian menjadi kosong pada tahun 2012.

        Bangunan ini di kelola oleh Bank Dagang Indonesia (BDN) dan bangunan ini merupakan bangunan yang bergaya Art Deco dan hanya berlantai satu yang saat ini di fungsikan sebagai Toko Bunga Mu'is Florist hingga sekarang. Dan terkadang digunakan untuk menyimpan aneka barang juga, seperti kain-kain perca. Namun sayang, bangunan ini kurang terawat dan tampak kusam. Bagian dalamnya pun tak kalah lusuhnya, langit-langit atapnya banyak yang rusak dan interiornya terkesan berantakan.

         Banguanan ini termasuk di Lingkungan cagar budaya Golongan II berada diluar lingkungan I. Dahulu, Kali Besar merupakan aksis yang merepresentasikan kekuasaan ekonomi, sosial dan budaya kolonialisme (jalur air). Kawasan sepanjang Kali Besar melebar ke timur sepanjang Kali Besar Timur 3 di selatan ke arah barat Jl. Malaka, sekitar sebelah selatan Balai Kota termasuk BNI Kota, sekitar Taman Beos, termasuk dalam lingkungan ini. Pada lingkungan ini terdapat konsentrasi bangunan-bangunan cagar budaya golongan B dan beberapa bangunan cagar budaya golongan A, TokoMerah, Gedung BI, dan Gedung Bank Mandiri. Berikut adalah beberapa hal yang menjadi perhatian dalam Lingkungan Golongan II: 
  1. Penataan lingkungan dilakukan dengan tetap mempertahankan keaslian unsur-unsur lingkungan serta arsitektur bangunan yang menjadi ciri khas kawasan, yaitumempertahankankarakter ruang-ruang kota dan melestarikan bangunan-bangunan cagar budaya yang ada.
  2. Ruang kota di sepanjang Kali Besar, di sepanjang Jalan Pintu Besar Utara dan di sekitar lapangan Stasiun Beos dimanfaatkan untuk tempat kegiatan umum dan komersial terbatas. Penambahan struktur/bangunan baru untuk fasilitas umum pada ruang kota dibuat seminimum mungkin dan tidak merusak ruangnya.
  3. Pada bangunan cagar budaya dimungkinkan dilakukan adaptasi terhadap fungsi-fungsi baru sesuai dengan rencana kota, yaitumemanfaatkan bangunan-bangunan untuk kegiatan komersial, hiburan, hunian terbatas/ hotel, dan apartemen.
  4. Penataan papan nama dan papan iklan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan di dalam pedoman papan nama dan papan iklan.

ANALISA BANGUNAN

- Aktivitas
         Di dalam bangunan gedung ex Harrison dan Crossfield ini dulunya berfungsi sebagai gudang atau kantor perdangangan milik Belanda. Setelah Indonesia merdeka bangunan ini ditingalkan oleh pemiliknya dan menjadi kosong serta tidak terawat. Sekarang bangunan ini difungsikan sebagai toko bunga. Aktivitas di sekitar gedung ex Harrison dan Crossfield ini juga difungsikan sebagai tempat berjualan para pedagang dan kaki lima sehingga terkadang membuat lingkungan di sekitar bangunan ini menjadi kotor.

         Aktivitas yang ada sekarang ini adalah sebagai toko bunga sebenarnya sudah sesuai dengan fungsi dan aktivitas bangunan yang dulu yaitu perdangangan. Oleh karena itu aktivitas perdagangan ini dapat dipertahankan.

- Parkir 

        Di gedung ex Harrison dan Crossfield ini tidak memiliki lapangan parkir untuk para pengunjung yang akan mendatangi bangunan, sehingga bagi para pengunjung yang ingin mendatangi bangunan ini harus menggunakan lapangan parkir yang ada di sekitar kawasan Fatahillah kemudian menelusurinya dengan berjalan kaki. Gedung ex Harrison dan Crossfield ini berbatasan langsung dengan jalur pedestrian sehingga tidak memiliki lahan parkir yang memadai. 

       Tetapi menurut guidelines Kota Tua di kawasan Kali besar ini Bangunan yang telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya Golongan A, B, dan C tidak diwajibkan untuk menyediakan tempat parkir. Sebagai gantinya, perlu disediakan tempat-tempat parkir (umum) oleh pihak pemerintah daerah ataupun badan pengelola kawasan yang mewakili pihak pemerintah. Penggunaan parkir di badan jalan (on street) tidak diperkenankan di Lingkungan Golongan I dan II kecuali di lokasi yang telah disediakan / ditentukan oleh pengelola kawasan. Tetapi bila dimungkinkan dapat dibuat lahan parkir sesuai dengan guidelines yang ada seperti berikut :

- Bentuk 

      Bangunan gedung ex Harrison dan Crosfield ini tidak memiliki lantai atas (tidak bertingkat). Bangunan ini memiliki bentuk atap limas dengan penutup atapnya yaitu genteng tanah liat. Pada bagian fasad terdapat bentuk kotak-kotak yang menonjol terlihat seperti kolom yang menjadikan bangunan ini terlihat lebih dinamis. Bentuk fasad bangunan ini terlihat seperti bangunan rumah rakyat biasa yang menggunakan langgam arsitekturArt Deco.


- Material Fasad

       Material yang digunakan dalam fasad bangunan ini menggunakan batu bata yang diplester dengan tebal kurang lebih 2-3 cm dan juga material kayu untuk bagian kusen jendela dan pintu. Terdapat juga teralis besi pada setiap jendela-jendelanya. 

        Penggunaan material-material kayu dapat di cat ulang karena kondisinya yang masih cukup baik, sedangkan pada bagian dinding fasad bangunan harus diperbaiki kembali sesuai dengan kondisi semula karena kerusakan yang ada di dinding fasad sekitar 50% sehingga masih dapat mengikuti pola atau bentuk yang masih utuh. 

- Warna

           Warna yang digunakan pada gedung ex Harrison dan Crossfield ini menggunakan warna coklat tua dipadukan dengan warna putih di kusen-kusen bangunan tersebut. Penggunaan warna ini membuat bangunan memiliki kesan yang sangat tua. Sekarang ini warna-warna yang ada di fasad bangunan sudah banyak yang terkelupas cat-catnya.

           Karena tidak ditemukan foto atau hal-hal yang membuktikan bahwa warna yang sekarang ini adalah warna yang sama yang digunakan pada awal penggunaan bangunan ini maka warna coklat tua dan warna putih ini dapat dipertahankan dan dipugar agar fasad bangunan menjadi lebih baik.


KESIMPULAN

       Dari pembahasan diatas bahwa bangunan Gedung Ex Harrison dan Crossfield ini memiliki tingkat kerusakan 50% dan masih terdapat bagian-bagian yang cukup baik utuk dipertahankan. Bangunan ini masih bisa dikonservasi sesuai dengan ketentuan bangunan bergolongan B ke bentuk awalnya yang masih bisa terlihat hingga sekarang ini walaupun fungsi bangunannya dapat berbeda dengan yang awal.

SARAN
Bangunan Gedung Ex Harrison dan Crossfield lebih baik dilakukan pemulihan kembali atau merenovasikan bangunan dengan menggunakan bahan yang sama / sejenis atau memiliki karakter
yang sama, dengan mempertahankan detail bangunan yang masih ada.




sumber :
http://rizkifachurohman.blogspot.co.id/2016/06/konservasi-arsitektur-kawasan-kali-besar.html
http://riafariha.blogspot.co.id/2018/05/gedung-ex-harrison-and-crossfield.html

Rabu, 17 Januari 2018

Tugas Kritik Arsitektur (2) : PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS INDONESIA



          Perpustakaan UI ini adalah salah satu contoh perpustakaan yang bagus menurut saya. Karena perpustakaan ini memiliki konsep sustainable building yang artinya bahwa kebutuhan energi yang digunakan berasal dari sumber yang terbarukan, yakni energi matahari (solar energy). Penggunaan energi matahari dilakukan melalui solar cell yang dipasang di atap bangunan. Bangunan ini juga dilengkapi dengan sistem pengolahan limbah, sehingga air buangan toilet dapat digunakan untuk menyiram di punggung bangunan. Pada bagian interior bangunannya didesain terbuka dan menyambung antara satu ruang dan ruang yang lain melalui sistem void.


          Dengan begitu, penggunaan sirkulasi udara alam menjadi maksimal. Namun di dalam gedung pengunjung dan pegawai tidak boleh membawa tas plastik untuk wadah. Sehingga area bangunan ramah lingkungan ini bebas dari asap rokok, hemat listrik, air, dan kertas. Ruang perpustakaan pusat UI terdiri atas delapan lantai. Lantai dasar berisi pusat kegiatan dan bisnis mahasiswa yang terdiri atas toko buku, toko cendera mata, ruang internet, serta ruang musik dan TV. Ada juga restoran dan kafe, pusat kebugaran, ruang pertemuan, ruang pameran, dan bank.

          Lantai 2 hingga 6 akan dilengkapi fasilitas seperti ruang tamu, ruang pelayanan umum dan koleksi, ruang baca, ruang teknologi informasi, serta unit pelayanan teknis. Sedangkan di lantai 7 terdapat ruang sidang dan ruang diskusi. Gedung perpustakaan juga dilengkapi plaza dan ruang pertemuan yang menjorok ke danau.


        Fasade Bangunan yang di desain menyerupai bukit yang menjulang tinggi, namun tidak meninggalkan sistem penyaluran turunnya air hujun ke dalam tanah. Rumput yang di tanamin di bagian atap bangunan perpustakaan memberikan kesan alami, natural dan menyatu dengan alam. Begitu pula dengan sistem kelistrikan pada bangunan yang ramah lingkungan, memberikan kesan konsep “green building” sangatlah kuat pada bagian fasade bangunan dan sistem kelistirikan maupun penyaluran air hujan.

Tugas Kritik Arsitektur (1) : KANTOR GOLKAR JAKARTA



Lokasi              : Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Jakarta, Indonesia
Arsitek             : Muhammad Egha, Hezby Ryandi, Fahmy Desrizal
Tim Arsitek     : Naufal Ryandi
Daerah             : 2600,0 m2
Tahun proyek : 2017


          Wajah baru Golkar DPD Jakarta yang merupakan revolusi partai tertua di Indonesia. Melihat kondisi yang ada, proyek ini memiliki 2 bangunan awal yang terdiri dari 1 bangunan yang berfungsi sebagai kantor, dan 1 bangunan lagi tertinggal dari tulang dan beton seperti bangunan yang baru dibangun. Arsitek harus melakukan perubahan dengan anggaran seminimal mungkin, mengingat dana partai tersebut berasal dari kolektivitas anggotanya dalam tempo yang sangat cepat, karena pada saat itu partai Golkar sedang mengejar momen pemilihan gubernur jakarta. , dimana Golkar ingin menggunakan kantor baru sebagai tempat pemilihan dimana masyarakat bisa menyaksikan penghitungan suara bersama Gubernur yang diusung oleh partai Golkar itu sendiri.

         Para arsitek mencoba memulai konsep restorasi bangunan ini dengan tema utamanya adalah "Revolusi", dimana renovasi tidak hanya membentuk bangunan baru, tapi juga banyak merevolusi tingkah laku dan mental anggota partai dan masyarakat itu sendiri sebagai pengguna bangunan ini. Konsep Revolusi itu sendiri membawa 4 konsep utama sebagai dasar bangunan. Keempat konsep tersebut adalah Open and Transparency, Green Reviving, Collaborative & Community Hub, dan Raising the Nationalism.


          Berawal dari konsep Pertama, Open and Transparency bukan sekedar hiasan arsitektural, juga akan mengubah tingkah laku orang-orang di dalamnya, dimulai dengan konsep non-pagar, adalah konsep dimana partai ingin membuka diri terhadap Masyarakat sehingga bahwa akan mengubah persepsi masyarakat bahwa partai tersebut tidak segel dan membentuk eksklusivitas. Setidaknya lantai 1 sebuah bangunan dengan total 3 lantai merupakan fasilitas umum yang bisa diakses oleh masyarakat. Hal itu juga bisa memberi masalah di Jakarta, yaitu masyarakat yang merasa kurang area hijau untuk bermain, dan bersosialisasi. Fasilitas ini dilengkapi dengan taman umum, masjid, ampiteater, kebun pertanian perkotaan, perpustakaan, serta fasilitas komersial seperti toko bunga, toko kreatif, toko roti, minimarket, dan cafĂ© sebagai fasilitas penunjang ekonomi.

           Lantai 2 dan 3 penuh dengan ruang kantor di mana seluruh ruangan dibuat dengan kaca transparan yang sangat besar, jadi tidak ada ruang untuk diskusi tertutup dan tersembunyi seperti orang-orang pesta biasa. Konsep transparansi kereta api serta mengusung perilaku partai politik yang pada umumnya tertutup agar lebih terbuka dan tidak ada yang perlu disembunyikan satu sama lain. Tampilkan salah satu ruangan di kantor Golkar Jakarta, dimana setiap ruangan di sini penuh dengan kaca besar agar transparan dan bisa dipantau oleh siapa saja.


           Nilai kedua adalah Green reviving, dimana solusi bone-wrap tua dengan tanaman merupakan solusi yang terasa paling efisien baik dari biaya, waktu, dan menghasilkan wajah yang lebih baik dan iklim arsitektural yang lebih baik. Tentunya cara ini bisa dilakukan tanpa mengubah bangunan tulang lama sehingga pekerjaan bisa dilakukan lebih cepat. Kesan "Lively" bangunan sebelumnya yang tampak seperti berjiwa juga memberi filosofi semangat baru untuk membangun kembali sehingga semuanya akan selalu tumbuh lebih baik tanpa batas seperti sifat tanaman itu sendiri. Konsep hijau tidak hanya dari "Tanaman" tapi juga memperhatikan aspek hemat energi, dimana setiap ruang di gedung ini sangat kaya akan sinar matahari dan udara sehingga meminimalkan penggunaan AC di dalamnya.


           Pemandangan bangunan Golkar Jakarta yang penuh dengan tanaman, ini selain membentuk bangunan yang lebih ramah lingkungan, juga membantu menciptakan iklim mikro yang lebih sejuk untuk daerah ini. Konsep ini pada saat bersamaan membuat atmosfer mikro di lahan ini menjadi lebih dingin dan dingin, hal ini juga secara tidak langsung merevolusi perilaku masyarakat dan pihak masyarakat di Indonesia yang pada umumnya tidak menghargai tanaman dan kebun. Dengan konsep bangunan yang indah karena tanaman, tentunya membuat orang yang menggunakan bangunan ini lebih menjaga tanamannya sendiri. Tentunya kita bisa beralih ke negara-negara yang lebih maju bagaimana mereka menghargai "tanaman dan tanaman hijau" di kota mereka. 


           Nilai ketiga adalah Collaborative & Community Hub, konsepnya menggembirakan dengan tujuan dimana Golkar Jakarta dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa kolaborasi merupakan solusi terkuat bagi permasalahan yang ada yang dihadapi bangsa ini. Sudah tidak ada waktu lagi untuk bergerak sendiri. United, gotong royong, dan kolaborasi adalah hal-hal yang wajib di era dan zaman keterbukaan informasi dan media ini. Kami menerapkan konsep ini dari anggota partai yang paling dasar itu sendiri, dimana tidak ada ruang pribadi dan pribadi seperti "Ruang Ketua" atau "Ruang Sekretaris". Semua ruangan dibagi, bisa dibagi, dan selalu terbuka untuk siapapun yang menjadi kader Golkar. Hal ini tentu saja sangat mengubah perilaku partai / organisasi berpangkat tinggi yang umumnya secara eksklusif karena posisi yang dipegangnya.

           Salah satu pandangan ruang yang mengedepankan prinsip kolaborasi, dimana Golkar Jakarta ingin menghilangkan persepsi eksklusivitas yang umumnya terjadi di lingkungan partai politik. Untuk Community Hub, kami menerapkannya dengan membuka fasilitas di lantai 1 untuk menjadi forum kegiatan bersama antara warga dan masyarakat di Jakarta yang begitu banyak masyarakat, bisa jadi ribuan. Kegiatan ini dapat ditemukan dengan amfiteater yang bisa menjadi area seminar kecil, dan acara komunitas serupa lainnya seperti talk show, pertunjukan musik, pertunjukan seni, pameran, dan lainnya. Selain amfiteater, central park juga bisa digunakan untuk berbagai acara masyarakat, mulai dari pertemuan, diskusi masyarakat, teman bermain, hingga tempat pernikahan dengan konsep pesta outdoor. 

         Amfiteater yang bisa difungsikan untuk berbagai acara menunjukkan bahwa bisa diprakarsai oleh masyarakat, pelajar, atau jenis asosiasi masyarakat lainnya. Nilai terakhir dan kelas 4 adalah Raising the Nationalism, dimana kita ingin menumbuhkan semangat nasionalisme yang setiap member, simpati, dan orang-orang yang datang ke kantor Golkar ini. Dimana semangat nasionalisme yang kita terapkan dalam bentuk nama setiap ruangan yang menggunakan simbol kewarganegaraan seperti Bhineka Tunggal Ika, Pancasila, Sumpah Pemuda, Proklamasi, Indonesia Raya, dan nama-nama presiden yang bertugas di Indonesia mulai dari presiden pertama seperti Soekarno ke presiden yang ada seperti Joko Widodo. Konsep ini kami terapkan untuk mewujudkan harinya saat menjalankan aktivitas, mereka bisa menyebut ruangan sebagai simbol kebangsaan


       Contoh penerapan "nilai" kebangsaan sebagai nama setiap ruangan, salah satu namanya adalah Pancasila dan Proklamasi, itu adalah untuk selalu mengingatkan nilai-nilai untuk setiap kader Golkar dan orang-orang yang datang ke gedung ini. Selain 4 nilai utama sebagai implementasi konsep revolusi di atas, arsitek juga menerapkan penggunaan material yang belum selesai, namun berbentuk dan dikemas secara estetika, tidak hanya untuk penghematan biaya, tapi juga mempersingkat waktu kerja. Ini menjadi solusi win-win antara tampilan, biaya, dan waktu. Arsitek juga menerapkan banyak cara-pencari sebagai rambu-rambu di setiap lantai, ruang, dan area, ini bisa membuat bangunan ini lebih.