Selasa, 05 Mei 2015

DARI PENDERITAAN MENJADI KEBAHAGIAAN

Pada kali ini saya akan memberi sebuah cerita pendek pada kalian. Cerita berawal dari seorang anak yang hidupnya dari kecil sangatlah menderita sekali, selain mendapatkan cacian, makian, tamparan bahkan sampai tidak bisa berbicara akibat kekerasan dari kedua orang tuanya. Ini dilakukannya demi membela sang adik. Karena orang ini tidak mau adiknya terluka maka ia rela diperlakukan kasar oleh orang tuanya demi sang adik tercinta.

Disini orang tuanya menerapkan suatu hal yang salah dalam mendidik anak, yaitu bila anaknya melakukan suatu kesalahan pastilah dihukum dengan cara kekerasan terhadap anaknya baik itu berupa kekerasan fisik maupun psikis.

Disini kita dituntut untuk mendidik anak sebaik-baiknya, jangan dengan menggunakan kekerasan melainkan dengan kasih sayang dan cinta kasih dari orang tuanya. Kekerasan tidaknya membuat rusak dalam hal spikis tetapi akan berdampak pada saat kita berkeluarga. Kebanyakan hal itu akan terulang kembali terhadap anaknya yang diakibatkan kekerasan yang dialaminya dahulu. Tetapi bila kita tetap tabah dan memikirkan mana yang baik dan buruk dalam setiap kejadian, maka kita akan mengerti tentang arti dalam sebuah kehidupan yang jauh dari kata kekerasan.

Manusia pada hakikatnya hanya bisa merasakan apa yang namanya kenikmatan dan penderitaan. Kenikmatan merupakan sesuatu yang bersifat tentang indah, baik, bagus, elok, dan berseni. Namun, jika kita lihat pada persepsi tentang penderitaan, Kita akan melihatnya dengan segala sesuatu yang bersifat buruk, menyedihkan, sengsara, dan sebagainya. Coba kita lihat secara estimologi, kata penderitaan mengandung arti menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan.
Penderitaan disini menanggung atau merasakan sesuatu yang bersifat buruk, secara lahir ataupun batin, Penderitaan termasuk realita dunia dan manusia memiliki intensitas penderitaan yang berbeda-beda, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat tidaknya suatu penderitaan, suatu peristiwa yang dianggap sebagai penderitaan seseorang belum tentu merupakan sebuah penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan menimbulkan energi untuk bangkit bagi seseorang atau sebagai langkah awal seseorang untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.

Jadi, kegagalan merupakan jalan menuju kesuksesan. Tidak ada kesuksesan tanpa menempuh kegagalan terlebih dahulu. Dibalik penderitaan pasti akan berbuah manis pada kesenangan, kebahagiaan dan kegembiraan.

GRAFFITY : Keindahan seni ataukah coretan yang merusak

Graffity ada yang menganggap itu sebuah seni, namun ada juga yang menganggap itu hanya coret-coretan yang merusak. Kali ini saya ingin membahas tentang "GRAFFITY".


Apa sih Graffity itu?
Dari video yang saya lihat graffity itu mempuyai arti sendiri, yaitu suatu seni yang di tuangkan melalui media tembok, teriplek, dan rollingdoor, dengan sebuah pesan atau karakter seseorang yang membuatnya. Jadi, graffity dalam kehidupan sosial memiliki hubungan dengan pembuatnya yaitu menunjukan bahwa pembuatnya adalah seorang pribadi yang kreatif. Bagi kalangan anak muda atau remaja kata graffity itu sangatlah tidak asing lagi ditelinga, Contohnya yaitu pada kelompok anak remaja yang tergabung dalam pencinta olahrga ekstream seperti sketboard ,dan BMX, hubungannya dengan kedua olahraga ini yaitu tidak terlepasnya design. Pada video ini juga menjelaskan tentang seorang graffity yang bernama Ogi dan biasa di panggil Gie yang bekerja disalah satu operator design printing di Jakarta Pusat. Menurut Gie graffity merupakan sebuah hobbi baginya dengan menggunakan otak kanan, dengan otak kananlah dia dapat mengembangkan seninya dan juga memberikan sebuah pesan bagi yang melihatnya. 

Kenapa Gi membuat graffiti di tembok-tembok pinggir jalan?
Karena dia ingin agar seseorang dapat melihat hasil karyanya, dan juga dapat mewarnai kota Jakarta dengan desainnya melalui graffity. Gie juga menceritakan tentang orang tuanya yang kurang setuju akan hobbinya tetapi Gie menjelaskan kepada orang tuanya bahwa graffity itu adalah seni dan hal itu tidak menggangu kegiatan belajar karena ia mengerjakan saat malam minggu ditambahkan pula bahwa graffity bisa dilakukan di tempat lain selain tembok. Dan di akhir video masyarakat memberi kesan ke pada para boomber untuk terus meningkatkan kreatifitas dan memberikan contoh yang baik lewat graffitinya. Dan pesan dari film ini yaitu Merdeka Otak Kanan, yang artinya teruslah kembangkan bakatmu dengan otak kanan.



Untuk melihat video dapat dilihat di URL ini :

KEKERASAN DALAM BERPACARAN. KENAPA BISA?

Kekerasan dalam berpacaran? Yang bener aja! Kok bisa? Dimana-mana yang namanya pacaran itu kan buat senang satu sama lain, saling mencintai, rayu-rayuan, saling menunjukkan perhatian dan kasih sayang, memberi support, dll, Emang ada pacaran yang sukanya tonjok-tonjokan dan pukul-pukulan? Kalau kalian masih berpikiran begitu, berarti kalian udah ketinggalan jaman! Sekarang ada saja kasus yang muncul berkaitan dengan tindak kekerasan dalam berpacaran. Jadi, yang namanya pacar, yang mestinya mencintai kita, melindungi dan sebagainya, malah sering merongrong kita, melakukan kekerasan baik fisik maupun mental, dan malah membuat kita menderita. Siapa sih yang biasa jadi korban tindakan ini? Jawaban yang sering disebutkan adalah perempuan. Lagi lagi perempuan yang jadi korban kekerasan. Apa alasannya? Alasan yang sering disebutkan yaitu karena laki-laki menganggap perempuan itu lemah, dan penurut.

Sebenarnya apa sih yang dimaksud kekerasan dalam pacaran?
Perilaku atau tindakan seseorang dapat digolongkan sebagai tindak kekerasan dalam percintaan/ pacaran apabila salah satu pihak merasa terpaksa, tersinggung dan disakiti dengan apa yang telah dilakukan oleh pasangannya baik dalam hubungan suami istri atau pada hubungan pacaran.

Apa aja sih faktor pemicunya?
Faktor pemicu kekerasan dalam berpacaran, yaitu:
  • Pengaruh keluarga sangat besar dalam membentuk kepribadian seseorang.
  • Lingkungan sekolah
  • Pengaruh media massa

YANG PERLU KALIAN INGAT :
  • Kekerasan terjadi bukan salah kamu
  • Kamu tidak patut mendapat kekerasan
  • Kamu tidak dapat mengubah perilaku kasar/perbuatan kekerasan seseorang
  • Bertahan dengan kekerasan tidak akan menghentikan kekerasan
  • Jika kamu tetap ingin bertahan, buatlah perencanaan yang membuat diri kamu aman dari kekerasan berikutnya.
  • Kenalilah pacar kamu jika dia adalah pelaku kekerasan.
Tanda-tanda kalau pacar kamu adalah pelaku kekerasan:
  1. Dia sangat cemburu buta kepada kamu
  2. Ingin tahu keberadaan kamu setiap waktu
  3. Marah jika kamu menghabiskan waktu bersama keluarga atau teman
  4. Menyalahkan kamu dan orang lain atas kesalahan dirinya
  5. Memperlakukan kamu dengan penuh kekerasan

Apa yang harus kita tahu dari pelaku kekerasan?
  • Dia mencoba mengisolasimu dari keluarga dan teman-teman
  • Dia menyangkal kebiasaannya melakukan kekerasan
  • Dia mengontrol penuh perilakumu
  • Dia menyalahkan korban
  • Dia selalu mengurangi pertemuan kamu dan teman-teman serta keluarga kamu
  • Dia kadangkala minim kepercayaan dirinya
  • Dia kemungkinan besar pernah menyaksikan kekerasan yang dilakukan oleh orang tuanya atau menjadi saksi kekerasan dalam rumah tangga

Tips aman kamu berpacaran :
  • Janganlah berpacaran hanya berduaan dalam tempat yang sepi
  • Hindarilah hubungan seksual sebelum menikah karena banyak merugikan perempuan
  • Berani untuk menolak kemauan pelaku jika dia mengajak kamu berhubungan seksual
  • Jangan sekali-kali percayakan ATM/Buku Tabungan kamu kepadanya
  • Jangan percaya 100% pada ucapannya
  • Lakukan visum et repertum di Rumah Sakit kalau luka kamu dikarenakan kekerasan
  • Pelajari ilmu beladiri Self Defense For Women (Pertahanan Diri untuk Perempuan) untuk berjaga-jaga kalau kekerasan terjadi pada kamu.

MENGENAL LEBIH DEKAT REOG PONOROGO

Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan tentang "REOG PONOROGO". Mungkin agan or sista ingin mengetahui apa itu Reog dan bagaimana sejarahnya.

Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosok warok dan gemblak, dua sosok yang ikut tampil pada saat reog dipertunjukkan. Reog adalah salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat.

Banyak sekali cerita yang muncul seputar asal usul munculnya Reog. Namun dari semua cerita yang beredar, yang paling terkenal adalah cerita mengenai pemberontakan Ki Ageng Kutu. Ki Ageng kutu merupakan seorang abbdi dari kerajaan pada masa Bhre Kertabumi, yang merupakan raja dari Majapahit yang terakhir dan berkuasa pada abad ke-15. Ki Ageng Kutu murka melihat tingkah laku raja yang terpengaruh oleh teman yang berasal dari negara China. Karena pengaruh kawannya yang sangat kuat tersebut Sang Raja menjadi melalaikan tugasnya sebagai kepala negara sehingga kerajaan menjadi sangat korup. Di lain pihak, Ki Ageng Kutu merasa bahwa kekuasaan kerajaan Majapahit akan segera berakhir .

Dengan berbekal tekad yang teguh akhirnya beliau meninggalkan sang raja dan mendirikan sebuah perguruan lalu mengajarkan seni beladiri, ilmu kekebalan diri dan ilmu kesempurnaan dengan harapan agar kaum muda dapat menjadi bibit yang berbobot dalam kebangkitan kembali kerajaan Majapahit kelak.

Sadar bahwa pasukannya terlalu kecil untuk melawan pasukan kerajaan maka pesan politis Ki Ageng Kutu disampaikan melalui pertunjukan seni Reog, yang merupakan "sindiran" kepada Raja Bhre Kertabumi dan kerajaannya. Pagelaran Reog menjadi cara Ki Ageng Kutu membangun perlawanan masyarakat lokal menggunakan kepopuleran Reog.

Dalam pertunjukan Reog terdapat topeng Singo Barong yang merupakan simbol dari raja Bhre Kertabumi.yang di atasnya di tancapkan Bulu - bulu burung Merak yang menyimbolkan kuatnya pengaruh para bala china nya yang mengatur segala gerak dan tingkah lakunya.

Seiring perubahan waktu, bentuk dan unsur upacara tersebut berubah menjadi satu bentuk hiburan atau kesenian rakyat yang berkembang lebih baik sesuai perkembangan zaman.

Misalnya, pada abad ke-14 Reog menjadi sarana untuk memperingati peristiwa kepahlawanan, selanjutnya sekitar abad ke-15 Reog sudah berkembang menjadi satu bentuk tradisi merangkap hiburan rakyat yang didukung para pembesar pemerintahan setempat. Sejak itu pula nama ‘Ponorogo' muncul, yaitu nama yang diberikan Kerajaan Wengker yang saat itu sedang masuk ke dalam ajaran Islam dengan seorang raja bergelar Wijayarasa (Pono = fana, rogo = badan, kalau digabungkan menjadi ‘badan yang fana', merupakan salah satu ajaran Islam bahwa setiap yang berjiwa akan merasakan mati). Maka ditandai dengan paruh kepala merak membawa mutiara yang melambangkan biji tasbih. Sedangkan ide bentuk Reog diduga terinspirasi dari bentuk sebuah patung di gugusan Pura Belahan yang berdiri pada zaman kekuasaan Airlangga dari Kahuripan dekat gunung Penanggungan, yaitu patung Dewa Wisnu diatas Garuda yang berbulu menyebar.

Menarik bukan sejarah kesenian Reog Ponorogo. Ternyata dibalik keindahan gerakan tari dan ornamennya tersimpan makna filosofis tentang perjuangan melawan raja yang korup. Sungguh kesenian Reog Ponorogo merupakan salah satu budaya warisan leluhur bangsa Indonesia yang tidak ternilai harganya.

Senin, 12 Januari 2015

REVIEW TENTANG PERTUMBUHAN INDIVIDU, KELUARGA, DAN KELOMPOK

Manusia merupakan makhluk individu. Manusia disebut individu apabila pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum.Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Kepribadian suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang.

Setiap individu pasti akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal itu membutuhkan proses yang sangat panjang dan banyak faktor yang mempengaruhinya terutama lingkungan keluarga. Hal ini disebabkan karena keluarga adalah kerabat yang paling dekat dan kita lebih banyak meluangkan waktu dengan keluarga. Setiap keluarga pasti menerapkan suatu aturan atau norma yang mana norma-norma tersebut pasti akan mempengaruhi dalam pertumbuhan individu. Bukan hanya dalam lingkup keluarga, tapi dalam lingkup masyarakat pun terdapat norma-norma yang harus di patuhi dan hal itu juga mempengaruhi pertumbuhan individu. Dengan adanya naluri yang dimiliki suatu individu, dimana ketika dapat melihat lingkungan di sekitarnya maka secara tidak langsung maka individu akan menilai hal-hal di sekitarnya apakah hal itu benar atau tidak, dan ketika suatu individu berada di dalam masyarakat yang memiliki suatu norma-norma yang berlaku maka ketika norma tersebut di jalankan akan memberikan suatu pengaruh dalam kepribadian, misalnya suatu individu ada di lingkungan masyarakat yang disiplin yang menerapkan aturan-aturan yang tegas maka lama-kelamaan pasti akan mempengaruhi dalam kepribadian sehingga menjadi kepribadian yang disiplin, begitupun dalam lingkungan keluarga, semisal suatu individu berada di lingkup keluarga yang religius maka individu tersebut akan terbawa menjadi pribadi yang religius.

FUNGSI KELUARGA ATAU KELOMPOK

Keluarga adalah susunan orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah atau adopsi.Pertalian antara suami dan istri adalah perkawinan dan hubungan antara orang tua dan anak biasanya adalah darah atau kadangkala adopsi dan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang berinteraksi dan berkomunikasi yang menciptakan peranan-peranan sosial bagi suami dan istri, ayah dan ibu, putra dan putri, saudara laki-laki dan saudara perempuan.Peranan-peranan tersebut dibatasi oleh masyarakat, tetapi masing-masing keluarga diperkuat melalui sentimen-sentimen yang sebagian merupakan tradisi dan sebagian lagi emosional yang menghasilkan pengalaman.

HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT

Perkembangan manusia sebagai makhluk individu yang wajar dan normal harus melalui proses pertumbuhan dan perkembangan lahir batin. Dalam arti bahwa individu atau pribadi manusia merupakan keseluruhan jiwa raga yang mempunyai ciri-ciri khas tersendiri.Walaupun terdapat perbedaan pendapat diantara para ahli, namun diakui bahwa pertumbuhan adalah suatu perubahan yang menuju kearah yang lebih maju, lebih dewasa.Timbul berbagai pendapat dari berbagai aliran mengenai pertumbuhan.

Menurut para ahli yang menganut aliran asosiasi berpendapat, bahwa pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi. Pada proses asosiasi yang primer adalah bagian-bagian. Bagian-bagian yang ada lebih dahulu, sedangkan keseluruhan ada pada kemudian. Bagian-bagian ini terikat satu sama lain menjadi keseluruhan asosiasi. Dapat dirumuskan suatu pengertian tentang proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh timbal balik dari pengalaman melalui pancaindera yang menimbulkan sensations maupun pengalaman dalam mengenal keadaan batin sendiri yang menimbulkan sensation.
Menurut aliran psikologi gestalt pertumbuhan adalah proses diferensiasi. Dalam proses diferensiasi yang pokok adalah keseluruhan sedang bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian dari keselurhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain. Jadi menurut proses ini keselurhan yang lebih dahulu ada, baru kemudian menyusul bagian-bagiannya. Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ini adalah proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal suatu yang semula mengenal sesuatu secara keseluruhan baru kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang ada.

Konsep aliran sosiologi tentang pertumbuhan menganggap pertumbuhan itu adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat mula-mula yang asosial atau juga sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan.

Dalam pertumbuhkembangan suatu individu tak dapat terlepas dari peranan keluarga dalam membentuk pertahanan terhadap serangan penyakit sosial sejak dini.Orang tua yang sibuk dengan kegiatannya sendiri tanpa mempedulikan bagaimana perkembangan anak-anaknya merupakan awal dari rapuhnya pertahanan anak terhadap serangan penyakit sosial.

Sering kali orang tua hanya cenderung memikirkan kebutuhan lahiriah anaknya dengan bekerja keras tanpa mempedulikan bagaimana anak-anaknya tumbuh dan berkembang dengan alasan sibuk mencari uang untuk memenuhi kebutuhan anaknya.Alasan tersebut sangat rasional dan tidak salah, namun kurang tepat, karena kebutuhan bukan hanya materi saja tetapi juga nonmateri. Kebutuhan nonmateri yang diperlukan anak dari orang tua seperti perhatian secara langsung, kasih sayang, dan menjadi teman sekaligus sandaran anak untuk menumpahkan perasaannya.

Kesulitan para orang tua untuk mewujudkan keseimbangan dalam pemenuhan kebutuhan lahir dan batin inilah yang menjadi penyebab awal munculnya kenakalan remaja yang dilakukan anak dari dalam keluarga yang akhirnya tumbuh dan berkembang hingga meresahkan masyarakat.Misalnya, seorang anak yang tumbuh dari keluarga yang tidak harmonis.

Kasih sayang dan perhatian anak tersebut cenderung diabaikan oleh orang tuanya. Oleh sebab itulah, ia akan mencari bentuk-bentuk pelampiasan dan pelarian yang kadang mengarah pada hal-hal yang menyimpang. Seperti masuk dalam anggota genk, mengonsumsi minuman keras dan narkoba, dan lain-lain. Ia merasa jika masuk menjadi anggota genk, ia akan diakui, dilindungi oleh kelompoknya. Di mana hal yang demikian tersebut tidak ia dapatkan dari keluarganya. Oleh karena itu, sangatlah
dibutuhkan suatu keluarga yang harmonis oleh suatu individu dalam perkembangannya.

Kemudian definisi dari kata keluarga itu sendiri adalah lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah.Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab diantara individu tersebut.Keluarga merupakan tempat pertama dalam pembentukan karakter dari perilaku suatu individu dalam perkembangannya sebagai makhluk sosial.

Selain keluarga, perilaku masyarakat disekitarnya pun turut berperan dalam menentukan pola perkembangan suatu individu.Masyarakat sendiri berarti suatu istilah yang digunakan untuk menerangkan komuniti manusia yang tinggal bersama-sama.Boleh juga dikatakan masyarakat itu merupakan jaringan perhubungan antara berbagai individu. Dari segi pelaksanaan, ia bermaksud sesuatu yang dibuat atau tidak dibuat oleh kumpulan orang itu.

PENGALAMAN POSITIF

Setelah mempelajari materi tentang pertumbuhan indivvidu, keluarga, dan kelompok saya lebih mengerti apa itu individu, keluarga, dan kelompok masyarakat. Dan saya juga lebih mengerti tentang bagaimana tipe-tipe dari individu dan kelompok.Selain itu saya lebih mengerti  apa itu fungsi dari keluarga dan bagaimana cara menciptakan suasana keluarga yang rukun dan damai. Bukan hanya dalam keluarga saja tapi dalam kelompok dan masyarakat sekitar.



LAMPIRAN

http://ekkydarmawan1.wordpress.com/2012/10/22/1-pertumbuhan-individu-2-fungsi-keluarga-3-individu-keluarga-dan-masyarakat-4-hubungan-antara-individu-keluarga-dan-masyarakat-5-urbanisasi/

REVIEW MASYARAKAT PERKOTAAN DAN PEDESAAN



MASYARAKAT PEDESAAN

Masyarakat pedesaan selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup bermasyarakat, yang biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat digeneralisasikan pada kehidupan masyarakat desa di Jawa. Namun demikian, dengan adanya perubahan sosial religius dan perkembangan era informasi dan teknologi, terkadang sebagian karakteristik tersebut sudah “tidak berlaku”. Masyarakat pedesaan juga ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yagn amat kuat yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebgai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.

Adapun yang menjadi ciri masyarakat desa antara lain :
  1. Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
  2. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan
  3. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian
  4. Masyarakat tersebut homogen, deperti dalam hal mata pencaharian, agama, adapt istiadat, dan sebagainya
Didalam masyarakat pedesaan kita mengenal berbagai macam gejala, khususnya tentang perbedaan pendapat atau paham yang sebenarnya hal ini merupakan sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan-ketegangan sosial. Gejala-gejala sosial yang sering diistilahkan dengan :
  • konflik
  • kontraversi
  • kompetisi

MASYARAKAT PERKOTAAN

Masyarakat perkotaan sering disebut urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
  1. Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
  2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu. Di kota-kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan, sebab perbedaan kepentingan paham politik, perbedaan agama dan sebagainya.
  3. Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan, menyebabkan bahwa interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
  4. Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
  5. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa.
  6. Interaksi yang terjadi lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
  7. Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu.
  8. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.

PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN
  1. Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap Alam, Masyarakat perdesaan berhubungan kuat dengan alam, karena lokasi geografinya di daerah desa. Penduduk yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan dan hukum alam. Berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota yang kehidupannya “bebas” dari realitas alam.
  2. Pekerjaan atau Mata Pencaharian, Pada umumnya mata pencaharian di daerah pedesaan adalah bertani tapi tak sedikit juga yang bermata pencaharian berdagang, sebab beberapa daerah pertanian tidak lepas dari kegiatan usaha.
  3. Ukuran Komunitas, Komunitas pedesaan biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan.
  4. Kepadatan Penduduk, Penduduk desa kepadatannya lebih rendah bila dibandingkan degan kepadatan penduduk kota,kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan degan klasifikasi dari kota itu sendiri.
  5. Homogenitas dan Heterogenitas, Homogenitas atau persamaan ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan perilaku nampak pada masyarakat pedesa bila dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya penduduknya heterogen, terdiri dari orang-orang degan macam-macam perilaku, dan juga bahasa, penduduk di kota lebih heterogen.
  6. Diferensiasi Sosial, Keadaan heterogen dari penduduk kota berindikasi pentingnya derajat yang tinggi di dalam diferensiasi Sosial.
  7. Pelapisan Sosial, Kelas sosial di dalam masyarakat sering nampak dalam bentuk “piramida terbalik” yaitu kelas-kelas yang tinggi berada pada posisi atas piramida, kelas menengah ada diantara kedua tingkat kelas ekstrem dari masyarakat.

Ada beberapa perbedaan pelapisan sosial yang tak resmi antara masyarakat desa dan kota:
  1. Pada masyarakat kota aspek kehidupannya lebih banyak sistem pelapisannya dibandingkan dengan di desa.
  2. Pada masyarakat desa kesenjangan antara kelas eksterm dalam piramida sosial tidak terlalu besar dan sebaliknya.
  3. Masyarakat perdesaan cenderung pada kelas tengah.
  4. Ketentuan kasta dan contoh perilaku.

Mobilitas Sosial.

Mobilitas berkaitan degan perpindahan yang disebabkan oleh pendidikan kota yang heterogen, terkonsentrasinya kelembagaan-kelembagaan.
  • Banyak penduduk yang pindah kamar atau rumah.
  • Waktu yang tersedia bagi penduduk kota untuk berpergian per satuan.
  • Bepergian setiap hari di dalam atau di luar.
  • Waktu luang di kota lebih sedikit dibandingkan di daerah perdesaan Interaksi Sosial.
  • Masyarakat pedesaan lebih sedikit jumlahnya.
  • Dalam kontak sosial berbeda secara kuantitatif maupun secara kualitatif.

Pengawasan Sosial

Di kota pengawasan lebih bersifat formal, pribadi dan peraturan lebih menyangkut masalah pelanggaran.

Pola Kepemimpinan

Menentukan kepemimpinan di daerah perdesaan cenderung banyak ditentukan oleh kualitas pribadi dari individu dibandingkan dengan kota

Standar Kehidupan

Di kota tersedia dan ada kesanggupan dalam menyediakan kebutuhan tersebut, di desa tidak demikian.

Kesetiakawanan Sosial

Kesetiakawanan sosial pada masyarakat perdesaan dan perkotaan banyak ditentukan oleh masingmasing faktor yang berbeda.

Nilai dan Sistem Nilai

Nilai dan sistem nilai di desa dengan di kota berbeda dan dapat diamati dalam kebiasaan, cara dan norma yang berlaku.

Perbedaan Masyarakat Desa dan Masyarakat Kota

Perbedaan masyarakat kota dengan masyarakat desa adalah sebagai berikut :
  • Masyarakat kota memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
  • Terdapat spesialisasi dari variasi pekerjaan.
  • Penduduknya padat dan bersifat heterogen.
  • Norma-norma yang berlaku tidak terlalu mengikat.
  • Kurangnya kontrol sosial dari masyarakat karena sifat gotong royong mulai menrun.
Masyarakat desa memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
  • Jumlah penduduk tidak terlalu padat dan bersifat homogen.
  • Kontrol sosial masih tinggi.
  • Sifat gotong royong masih kuat; dan
  • Sifat kekeluargaannya masih ada.
Perbedaan masyarakat kota dengan masyarakat di desa, misalnya ketika membuat rumah di desa dilakukan dengan gotong royong sedang di kota pada umumnya dilakukan dengan membayar tukang. Hubungan sosial kemasyarakatan di desa dalam satu desa antara satu RT atau RW terjadi saling mengenal, sedangkan di kota sudah mulai hilang hubungan sosial kemasyarakatannya misalnya antara satu RT dengan RT yang lainnya pada umumnya tidak saling mengenal.

PENGALAMAN POSITIF

Setelah saya mempelajari materi masyarakat pedesaan dan perkotaan, saya dapat memperdalam pengetahuan saya. Yaitu saya semakin mengetahui perbedaan anatara masyarakat di pedesaan dan masyarakat di perkotaan, ciri-ciri masyarakat pedesaan dan perkotaan, dan juga aspek positif dan negatif hubungan desa dan kota. Selain itu saya juga dapat memperdalam kembali ilmu saya dengan pengalaman saya dengan tinggal di kota (tempat saya tinggal sekarang) dan di desa( kampung halaman saya).

Rabu, 12 November 2014

Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan

Pengertian Masyarakat

Masyarakat dapat mempunyai arti yang luas dan sempit. Dalam arti luas masyarakat adalah keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Atau dengan kata lain kebulatan dari semua perhubungan dalam hidup bermasyarakat. Dalam arti sempit masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya territorial, bangsa, golongan dan sebagainya.

Masyarakat Pedesaan

Masyarakat pedesaan selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup bermasyarakat, yang biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat digeneralisasikan pada kehidupan masyarakat desa di Jawa. Namun demikian, dengan adanya perubahan sosial religius dan perkembangan era informasi dan teknologi, terkadang sebagian karakteristik tersebut sudah “tidak berlaku”. Masyarakat pedesaan juga ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yagn amat kuat yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebgai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.

Adapun yang menjadi ciri masyarakat desa antara lain :

  1. Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
  2. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan
  3. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian
  4. Masyarakat tersebut homogen, deperti dalam hal mata pencaharian, agama, adapt istiadat, dan sebagainya. 
Didalam masyarakat pedesaan kita mengenal berbagai macam gejala, khususnya tentang perbedaan pendapat atau paham yang sebenarnya hal ini merupakan sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan –ketegangan sosial.Gejala-gejala sosial yang sering diistilahkan dengan :
  • konflik
  • kontraversi
  • kompetisi
Masyarakat Perkotaan

Masyarakat perkotaan sering disebut urban community . Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta cirri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :

  1. Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa
  2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu. Di kota – kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan , sebab perbedaan kepentingan paham politik , perbedaan agama dan sebagainya .
  3. Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan , menyebabkan bahwa interaksi – interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada factor kepentingan daripada faktor pribadi.
  4. Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata
  5. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa
  6. Interaksi yang terjadi lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
  7. Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu.
  8. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
Perbedaan Masyarakat Pedesaan dengan Perkotaan

  1. Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap Alam, Masyarakat perdesaan berhubungan kuat dengan alam, karena lokasi geografisnya di daerah desa. Penduduk yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan dan hukum alam. Berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota yang kehidupannya “bebas” dari realitas alam.
  2. Pekerjaan atau Mata Pencaharian, Pada umumnya mata pencaharian di dearah perdesaan adalah bertani tapi tak sedikit juga yg bermata pencaharian berdagang, sebab beberapa daerah pertanian tidak lepas dari kegiatan usaha.
  3. Ukuran Komunitas, Komunitas perdesaan biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan.
  4. Kepadatan Penduduk, Penduduk desa kepadatannya lbih rendah bila dibandingkan dgn kepadatan penduduk kota,kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan dgn klasifikasi dari kota itu sendiri.
  5. Homogenitas dan Heterogenitas, Homogenitas atau persamaan ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan perilaku nampak pada masyarakat perdesa bila dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya penduduknya heterogen, terdiri dari orang-orang dgn macam-macam perilaku, dan juga bahasa, penduduk di kota lebih heterogen.
  6. Diferensiasi Sosial, Keadaan heterogen dari penduduk kota berindikasi pentingnya derajat yg tinggi di dlm diferensiasi Sosial.
  7. Pelapisan Sosial, Kelas sosial di dalam masyarakat sering nampak dalam bentuk “piramida terbalik” yaitu kelas-kelas yang tinggi berada pada posisi atas piramida, kelas menengah ada diantara kedua tingkat kelas ekstrem dari masyarakat.
Ada beberapa perbedaan pelapisan sosial yang tak resmi antara masyarakat desa dan kota:

  1. Pada masyarakat kota aspek kehidupannya lebih banyak system pelapisannya dibandingkan dengan di desa.
  2. Pada masyarakat desa kesenjangan antara kelas eksterm dalam piramida sosial tidak terlalu besar dan sebaliknya.
  3. Masyarakat perdesaan cenderung pada kelas tengah.
  4. Ketentuan kasta dan contoh perilaku.
Mobilitas Sosial.

Mobilitas berkaitan dengan perpindahan yang disebabkan oleh pendidikan kota yang heterogen, terkonsentrasinya kelembagaan-kelembagaan.

  1. banyak penduduk yang pindah kamar atau rumah.
  2. waktu yang tersedia bagi penduduk kota untuk bepergian per satuan.
  3. bepergian setiap hari di dalam atau di luar.
  4. waktu luang di kota lebih sedikit dibandingkan di daerah perdesaan Interaksi Sosial.
  5. masyarakat pedesaan lebih sedikit jumlahnya.
  6. dalam kontak sosial berbeda secara kuantitatif maupun secara kualitatif.
Pengawasan Sosial

Di kota pengawasan lebih bersifat formal, pribadi dan peraturan lbh menyangkut masalah pelanggaran.

Pola Kepemimpinan

Menentukan kepemimpinan di daerah perdesaan cenderung banyak ditentukan oleh kualitas pribadi dari individu dibandingkan dengan kota.

Standar Kehidupan

Di kota tersedia dan ada kesanggupan dalam menyediakan kebutuhan tersebut, di desa tidak demikian.

Kesetiakawanan Sosial

Kesetiakawanan sosial pada masyarakat perdesaan dan perkotaan banyak ditentukan oleh masing-masing faktor yang berbeda.

Nilai dan Sistem Nilai

Nilai dan sistem nilai di desa dengan di kota berbeda dan dapat diamati dalam kebiasaan, cara dan norma yang berlaku.


Aspek Positif dan Negatif

Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola kehidupan sosial , ekonomi , kebudayaan dan politik . Kesemuanya ini akan dicerminkan dalam komponen – komponen yang memebentuk struktur kota tersebut . Jumlah dan kualitas komponen suatu kota sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pertumbuhan kota tersebut.
Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan , seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :

  • Wisma : Untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya.
  • Karya : Untuk penyediaan lapangan kerja.
  • Marga : Untuk pengembangan jaringan jalan dan telekomunikasi.
  • Suka : Untuk fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan, dan kesenian.
  • Penyempurnaan : Untuk fasilitas keagamaan, perkuburan, pendidikan, dan utilitas umum.
Untuk itu semua , maka fungsi dan tugas aparatur pemerintah kota harus ditingkatkan :
  1. Aparatur kota harus dapat menangani berbagai masalah yang timbul di kota. Untuk itu maka pengetahuan tentang administrasi kota dan perencanaan kota harus dimilikinya.
  2. Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata kota harus dikerjakan dengan cepat dan tepat, agar tidak disusul dengan masalah lainnya ;
  3. Masalah keamanan kota harus dapat ditangani dengan baik sebab kalau tidak, maka kegelisahan penduduk akan menimbulkan masalah baru ;
  4. Dalam rangka pemekaran kota, harus ditingkatkan kerjasama yang baik antara para pemimpin di kota dengan para pemimpin di tingkat kabupaten tetapi juga dapat bermanfaat bagi wilayah kabupaten dan sekitarnya.
Oleh karena itu maka kebijaksanaan perencanaan dan mengembangkan kota harus dapat dilihat dalam kerangka pendekatan yang luas yaitu pendekatan regional. Rumusan pengembangan kota seperti itu tergambar dalam pendekatan penanganan masalah kota sebagai berikut :
  1. Menekan angka kelahiran.
  2. Mengalihkan pusat pembangunan pabrik (industri) ke pinggiran kota.
  3. Membendung urbanisasi.
  4. Mendirikan kota satelit dimana pembukaan usaha relatif rendah.
  5. Meningkatkan fungsi dan peranan kota – kota kecil atau desa – desa yang telah ada di sekitar kota besar.
  6. Transmigrasi bagi warga yang miskin dan tidak mempunyai pekerjaan.
Hubungan Desa dan Kota

Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan terdapat hubungan uang erat, bersifat ketergantungan, karena saling membutuhkan.

Kota tergantung desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan, desa juga merupakan tenaga kasar pada jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota. Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh orang desa, kota juga menyediakan tenaga-tenaga yang melayani bidang-bidang jasa yang dibutuhkan oleh orang desa.

Aspek-aspek Negatif dan Positif Hubungan Desa dan Kota

Konflik ( Pertengkaran)

Ramalan orang kota bahwa masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang tenang dan harmonis itu memang tidak sesuai dengan kenyataan sebab yang benar dalam masyarakat pedesaan adalah penuh masalah dan banyak ketegangan. Karena setiap hari mereka yang selalu berdekatan dengan orang-orang tetangganya secara terus-menerus dan hal ini menyebabkan kesempatan untuk bertengkar amat banyak sehingga kemungkinan terjadi peristiwa-peristiwa peledakan dari ketegangan amat banyak dan sering terjadi. Pertengkaran-pertengkaran yang terjadi biasanya berkisar pada masalah sehari-hari rumah tangga dan sering menjalar ke luar rumah tangga. Sedang sumber banyak pertengkaran itu rupa-rupanya berkisar pada masalah kedudukan dan gengsi, perkawinan, dan sebagainya.

Kontraversi (pertentangan)

Pertentangan ini bisa disebabkan oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan (adat-istiadat), psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna (black magic). Para ahli hukum adat biasanya meninjau masalah kontraversi (pertentangan) ini dari sudut kebiasaan masyarakat.

Kompetisi (Persiapan)

Sesuai dengan kodratnya masyarakat pedesaan adalah manusia-manusia yang mempunyai sifat-sifat sebagai manusia biasanya yang antara lain mempunyai saingan dengan manifestasi sebagai sifat ini. Oleh karena itu maka wujud persaingan itu bisa positif dan bisa negatif. Positif bila persaingan wujudnya saling meningkatkan usaha untuk meningkatkan prestasi dan produksi atau output (hasil). Sebaliknya yang negatif bila persaingan ini hanya berhenti pada sifat iri, yang tidak mau berusaha sehingga kadang-kadang hanya melancarkan fitnah-fitnah saja, yang hal ini kurang ada manfaatnya sebaliknya menambah ketegangan dalam masyarakat.

Kegiatan pada Masyarakat Pedesaan

Masyarakat pedesaan mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja keras tanpa bantuan orang lain. Jadi jelas masyarakat pedesaan bukanlah masyarakat yang senang diam-diam tanpa aktivitas, tanpa adanya suatu kegiatan tetapi kenyataannya adalah sebaliknya. Jadi apabila orang berpendapat bahwa orang desa didorong untuk bekerja lebih keras, maka hal ini tidaklah mendapat sambutan yang sangat dari para ahli.

Karena pada umumnya masyarakat sudah bekerja keras.


Perbedaan Masyarakat Desa dan Masyarakat Kota

Perbedaan masyarakat kota dengan masyarakat di desa, misalnya ketika membuat rumah di desa dilakukan dengan gotong royong sedang di kota pada umumnya dilakukan dengan membayar tukang. Hubungan sosial kemasyarakatan di desa dalam satu desa antara satu RT atau RW terjadi saling mengenal, sedangkan di kota sudah mulai hilang hubungan sosial kemasyarakatannya misalnya antara satu RT dengan RT yang lainnya pada umumnya tidak saling mengenal. Perbedaan masyarakat kota dengan masyarakat desa adalah sebagai berikut :

1. Masyarakat kota memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
  • Terdapat spesialisasi dari variasi pekerjaan.
  • Penduduknya padat dan bersifat heterogen.
  • Norma-norma yang berlaku tidak terlalu mengikat.
  • Kurangnya kontrol sosial dari masyarakat karena sifat gotong royong mulai menurun.

2. Masyarakat desa memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
  • Jumlah penduduk tidak terlalu padat dan bersifat homogen.
  • Kontrol sosial masih tinggi.
  • Sifat gotong royong masih kuat.
  • Sifat kekeluargaannya masih ada.
Review :

Masyarakat pedesaan dan perkotaan memiliki perbedaan dalam hal ciri, adat, kasta, perilaku, pengawasan, pola kepemimpinan, standar kehidupan, dll. Pada masyarakat pedesaan tidak membandingkan lapisan-lapisan sosial, mereka sangat menjunjung tinggi sosialisasi. Orang lebih banyak saling membantu dan banyaknya waktu luang untuk bersosialisasi serta rasa kekeluargaan yang tetap di simpan didalam diri masyarakat pedesaan. Sebaliknya masyarakat kota, mereka lebih mengarah pada pengejaran profesi dan masyarakat yang lebih heterogen dalam segi kebudayaan. Namun diantara dua kelompok masyarakat tersebut tetap selalu ada masalah seperti konflik, kontraversi dan kompetisi. Namun tetap setiap kelompok masyarakat memiliki kelebihan pula.


Referensi :
https://nathaniaseptavy.wordpress.com/tag/aspek-negatif-dan-positif/
https://anwarabdi.wordpress.com/2013/05/04/masyarakat-perkotaan-dan-masyarakat-pedesaan/