Jumat, 12 Februari 2016

RANGKUMAN ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN

1. Arsitektur dan Lingkungan


    Arsitektur adalah merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perencanaan perkotaan, arsitektur landskap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.

    Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.

     Bagi setiap orang yang ingin menjadi arsitek yang peduli terhadap lingkungan haruslah memiliki prinsip "Arsitektur yang Berwawasan Lingkungan". Apa itu arsitektur yang berwawasan lingkungan?. Arsitektur yang Berwawasan Lingkungan atau sering juga disebut dengan “Arsitektur Ekologis” merupakan cara berpikir bagaimana memanfaatkan semua potensi yang berada di alam tanpa merusak atau mengganggu lingkungan sekitar dalam pembangunan.


2. Respon buku Arsitektur dan Lingkungan

    Respon terhadap buku arsitektur dan lingkungan. Buku ini ditulis oleh Ir. Heinz Frick dan diterbitkan oleh Penerbit Kanisius. Setelah membaca buku ini saya merasa bahwa buku ini sangat berguna bagi arsitektur yang peduli pada lingkungan.

    Dengan mempelajari buku ini maka kita dapat membuat pembangunan yang efisien dan ramah lingkungan. Sehingga pembangunan itu tidak berdampak buruk bagi lingkungan dan manusia di masa yang akan datang nantinya. Sekian dari saya semoga para pembaca juga bisa membaca buku ini.


3. Rangkuman Buku Arsitektur dan Lingkungan

     Kesimpulan dari buku ini ialah mengenai suatu lingkungan dalam pengertian ruang dengan bagian-bagian didalamnya seperti alam, manusia, masyarakat dan bangunan. Lingkungan yang dimaksudkan bukan hanya lingkungan alam saja, tetapi juga menjelaskan tentang lingkungan buatan hingga lingkungan sosial ekonomi. Selain itu juga dijelaskan dampak buruk dari suatu bangunan yang diantaranya adalah berkurangnya lahan terbuka hijau(lingkungan alam), pemborosan energi dan sumber alam(lingkungan buatan) & biaya pembangunan yang terbatas(lingkungan sosial ekonomi).


4. Rangkuman Buku Dasar-Dasar Arsitektur Ekologis

     Buku ini pada dasarnya berisikan mengenai hubungan antara ekologi dan arsitektur. Dimulai dari pengertiannya, ekologi secara umum dimengerti sebagai hal-hal yang saling mempengaruhi segala jenis mahkluk hidup(manusia, hewan, tumbuhan) dan lingkungan sekitarnya(cahaya, suhu, alam dll).Buku ini juga menjelaskan mengenai hubungan-hubungan antar mahkluk hidup-mahkluk hidup, dimana dalam suatu ekosistem terdapat hubungan yang saling berkaitan antara organisme produsen, organisme konsumen serta organisme perombak serta rantai pangan yang menjadi kaitan antara ketiga unsur tersebut. Selain itu pula menjelaskan hubungan antara mahkluk hidup dengan lingkungannya yang dikaitkan antara bangunan serta alam. Sehingga timbullah dampak negatif dari bangunan itu sendiri serta nilai-nilai ekologi yang baik yang dapat diterapkan dalam suatu bangunan.


5. Giant Sea Wall

     Giant sea wall adalah proyek dari pemerintah untuk pembangunan tanggal laut di bagian Jakarta utara. Proyek ini sangat baik bagi masyarakat Jakarta dikarenakan banyak dampak positif yang dapat diberikannya. Diantaranya, akan ada lapangan kerja baru, kemacetan yang berkurang, penghijauan lingkungan dan pembangunan sumber daya/energi. Maka dari itu dengan pembangunan Giant Sea Wall ini kita dapat melihat suatu tatanan ibukota Jakarta yang lebih baik lagi.


6. PENGELOLAAN PERKOTAAN : URBAN LAND MANAGEMENT (MENEJEMEN LAHAN         PERKOTAAN)

    Pengelolaan lahan mencakup berbagai macam kegiatan dan melibatkan sejumlah aktor, seperti pemerintah, pengembangan lahan, perencana, dan masyarakat pada umumnya. Pengelolaan tanah dan sumber daya alam memiliki peran penting untuk mempertimbangkan karena kepentingan orang miskin, mempengaruhi acces mereka ke fasilitas perkotaan dasar, dan perencana dan otoritas perkotaan. Contoh penerapan pengelolaan yang baik : 

a.Mempertimbangkan lahan sesuai dengan perencanaan yang ada.
b.Mempertimbangkan regulasi dalam proyek yang dapat menyeimbangkan fungsi lahan bagi perkotaan.
c.Mempertimbangkan program infrastruktur dalam area perkotaan.
d.Membatasi pengembangan infrastruktur baru pada area sekitar kota